Kamis, 01 Januari 2009

Masjid dan Pemberdayaan Masyarakat (4)


JAKARTA ISLAMIC CENTER
Dari Haram Jaddah Menjadi Hamparan Sajadah

Hari semakin sore, tetapi terik panas matahari masih dirasakan di jalan Kramat jaya Koja Jakarta Utara. Kawasan dimana masjid Jakarta Islamic Center (JIC) berdiri dengan megahnya. Panas matahari tersebut tidak menghalangi aktivitas orang-orang yang berada di sekitar masjid tersebut. Sebagian orang-orang sibuk menggelar dagangan di jalan depan masjid JIC berdiri. “Disini ramenya mulai menjelang maghrib sampai malam jam sepuluh”. Ungkap ibu Sri Siti Pardiah.

Ibu Sri sudah setahun berjualan di jalan depan JIC untuk membiayai enam anaknya. “Anak saya masih dua yang masih sekolah, jadi saya berjualan seperti ini, suami saya sudah meninggal tiga tahun lalu”. Sebelum berjualan di kawasan JIC ibu Sri berjualan di pelabuhan, karena sering di gusur akhirnya pindah di kawasan JIC. Menurut pengakuannya suaminya sewaktu kawasan ini masih menjadi tempat lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK) bekerja sebagai keamanan. “Walaupun baru setahun berjualan disini, saya tahu daerah sini dari dulu. Kalau siang keramaiannya mungkin hampir sama, tapi kalau sekarang disini lebih ramai kalau ada kegiatan-kegiatan di Islamic Center”. Jelasnya.

Hampir sama seperti yang disampaikan Ibu Sri, menurut Bapak Jamid kawasan ini dari dulu sudah seramai dulu. Pak Jamid adalah ketua RT 06 di kawasan JIC. Beliau tinggal di daerah tersebut sejak tahun 1972. “Niat gubernur saat itu untuk membuat lokalisasi mungkin baik, dari pada para PSK berkeliaran di jalan-jalan, tetapi pelaksanaannya tidak berjalan mulus. Banyak anak-anak yang masih dibawah umur di bawa ke sini untuk di jadikan PSK, jadi saat gubernur Sutiyoso menutup kramat tunggak saya sih senang saja”. Lanjutnya. Menurutnya hampir di setiap gang di daerah sini ada banyak PSK. “Saya akui, walaupun saya sudah punya anak lima, saya suka tergoda, bayangkan banyak perempuan-perempuan cantik, bagaimana tidak tergoda”. Imbuhnya dengan agak malu-malu. “Dulu kawasan ini disebut sebagai haram jadah, sekarang menjadi hamparan sejadah”. Lanjutnya

Menurut Pak Jamid sepanjang jalan depan JIC orang-orang berjualan minuman-minuman keras. Setelah kawasan ini di alih fungsikan banyak orang kemudian berjualan pakaian muslim baik untuk perempuan maupun laki-laki.”Saya sendiri dulu berjualan alat-alat listrik”. Lanjutnya kembali

Menurut Pak Jamid saat ini keamanan daerah itu semakin baik. Masyarakat juga merasa senang dengan kondisi saat ini. “Dulu saya malu kalau ditanya tinggal dimana, saya jawab kramat tunggak, orang langsung berkomentar; oh tempat gituan ya?” Jelasnya.

JIC adalah sebuah kawasan yang dirancang sebagai pusat peradaban islam di Jakarta yang bertaraf internasional dimana masjid sebagai sentrumnya.. JIC di rancang bukan saja sebagai pusat peribadatan tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan latihan serta bisnis yang bernuansa islami. Dengan visi tersebut maka desain rancangan bangunan-bangunan yang ada dengan desain modern dan megah. Dalam masterplan ada tiga komplek dibangun berdasarkan fungsi dan peruntukannya. Masjid dengan kapasitas 20.680 orang berada ditengah, diapit oleh dua komplek lainnya. Sisi kanan Masjid sebagai pusat pendidikan dan palatihan, luas kawasan ini mencapai 13.551 M2. Sisi kiri masjid sebagai pusat bisnis yang mencapai luas 21.452 M2.

Secara garis besar JIC akan difungsikan pada enam bidang fungsi antara lain: Bidang Takmir Masjid, Bidang Pendidikan dan Latihan, Bidang Sosial Budaya, Bidang Informasi dan Komunikasi, Bidang Pengembangan Bisnis dan Bidang Pendukung.

Program Takmir meliputi: Penyelenggaraan ibadah-ibadah mahdhah, Penyelenggaraan kajian-kajian aspek-aspek bathin dalam setiap ibadah mahdhah, Penyelenggaraan kajian-kajian islam klasik dan kontemporer, peringatan hari-hari besar islam, pendirian TK, TPA dan wadah peningkatan kreativitas dan inovasi dan team building bagi remaja muslim, pengkajian dan pengembangan format dakwah yang sesuai dengan tuntutan zaman, pelaksanaan manajemen masjid yang profesional, memberikan pelayanan kebutuhan dasar ibadah mahdhah dan pengetahuan keagamaan dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan cepat tanggap terhadap permasalahan keummatan dan kemanusiaan.

Bidang Pendidikan dan Latihan.
Bidang ini mempunyai program unggulan antara lain: Pelatihan ekstension untuk manajemen dan tren peradaban modern, Pelatihan manajemen masjid, Training for trainer untuk guru dan trainer pemula, Kursus bahasa Inggris, Pelatihan kepemimpinan, Pelatihan manajemen perencanaan, Pelatihan ekonomi syariah, Pelatihan ekonomi dan perbankan syariah, Pelatihan creative learning, Workshop tiga dimensi movie maker, Pelatihan al goritma pemrograman computer sengan animasi 3D dan Pelatihan husnul khotimah.

Bidang Sosial Budaya
Bidang social budaya berperan dalam pengembangan seni budaya islam dan pengembangan masyarakat dala bidang keagamaan, pendidikan dan ekonomi umat. Beberapa program unggulannya antara lain: Pembakuam prosesi mauled khas Batawi, Festifal maulid nusantara, riset dan pemetaan kondisi ekonomi dam social budaya masyarakat sekitar JIC dengan masjid sebagai sentra utama, dan penguatan basis ekonomi jamaah, melalui pola jaringan yang terjalin lewat masjid.

Bidang Komunikasi dan Informasi
Bidang ini berfungsi sebagai pusat informasi dan komunikasi setiap pemikiran, gagasan dan aksi yang dilakukan setiap bidang fungsi di JIC kepada khalayak masyarakat luas. Beberapa program unggulannya antara lain: Pengembangan infrastruktur teknologi informasi di lingkungan JIC, Implementasi dan pengembangan software-sofware aplikasi, system informasi manajemen, perpustakaan konvensional dan digital, layanan wisata dakwah melalui multimedia bagi siswa dan masyarakat, pembatan layanan informasi keislaman dan berita serta agenda JIC dan melakukan kerjasama penyiaran melalui media cetak dan elektronik.

Bidang Pengembangan Bisnis
Ada tiga bidang yang akan menjadi bidang bisnis yang akan dikembangkan, antara lain perkantoran, convention hall dan hotel. Konsepsi bisnis yang akan dikembangkan semua mengacu pada pengembangan bisnis berbasis syariah.

JIC mungkin sebagai sebuah terobosan bagi dunia Islam di Indonesia. Dari aspek visi perencanaan program gagasan tersebut perlu diapresiasi. Walaupun memang perencanaan yang ada belum semuannya terimplementasi. “Baru sekitar 60 persen kawasan ini di bangun, jadi belum semuanya optimal” Demikian ditegaskan oleh ibu Hanny, staft humas JIC. “Program-program pendidikan dan latihan yang ada baru sebatas fasilitasi dan bekerjasama dengan pihak luar”. Lanjutnya.

Baru tiga tahun secara resmi JIC dioperasikan. Mungkin memang kita masih perlu menunggu dan memberikan waktu kepada pengelola untuk mengimplementasikan gagasan dan perencanaan yang ada. Dan semoga hal itu tidak terhenti hanya karena terkendala oleh dana, masalah klasik yang selalu menghantui dunia islam di Indonesia.

Wassalam,

MWT

Tulisan ini sudah pernah dimuat di Majalah Madina. Ini tulisan terakhhir dari 4 tulisan. Mudah-mudahan lain kali saya bisa membuat liputan masjid lainnya.

1 komentar:

  1. Mohon maaf ikut comment, mudah2an bermanfaat..
    Bagi takmir masjid yang membutuhkan jadwal sholat digital/jam sholat,, timer iqomah/counter iqomah, bisa langsung order ke saya, produsen jadwal shalat digital di Solo

    Zaky Digital Media
    Call/SMS/WA/ : 0857 246 246 66, PIN BB ; 30ed0c47
    Atau kunjungi kami di www.timersholat.com

    BalasHapus